Powered by Blogger.

Popular Posts

Blogger templates

RSS

Pages

”Gerimis diakhir bulan MEI”



Gerimis diakhir bulan MEI”

“Tak terlerai gelisah berkepanjangan,jikalau hanya bertuhankan perasaan.
Tak tergerai resah berkelanjutan,
jikalau perasaan tanpa dasar pemikiran.
Tak tercerai gundah berkesinambungan,
jikalau pemikiran tanpa cahaya Tuhan.”


         Kutulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang,  Ku ungkap getar ini dalam ragu yang tertahan Untukmu seseorang yang tak kunjung memberi jawaban.Aku bersama semua pengabdianku yang tertunda, bersama sepotong harapan yang tak akan sempurna bila tidak juga kau beri jawab. Untuk engkau yang tak kutahu ada dimana dalam rangkaian doa-doa istikharahku, Kelak bila kau sdh siap beri aq jawabn n izinkan senyumku melebur bersama bakti dan taatku. Izinkan cinta dan kehormatanku, terpatri kuat untuk menjaga kehormatanmu. Untuk engkau yang sedangberjang demi masa depan. Ketahuilah bahwa Aku perempuanyang menunggumu. Nanti terangkanlah apa-apa yang tak kumengerti darimu; Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai darimu; Agar Aku menjadi perempuan yang paling kau banggakan melebbihi mereka yang silih berganti dalam hidupmu selama ini. Untuk engkau yang juga masih sibuk dalam istikharah. Bila nanti Allah rezekikan engkau untukku, maka semoga Aku juga menjadi rezeki mulia untukmu. Bersamamu menyempurnakan separuh agama-Nya. Menyemarakkan dakwah dengan para Jundi-jundi Allah. Aku bersama kesederhanaan yang terbalut takwamu; Bersama menyongsong perjuangan ini. Yang karenamu, Allah semakin sayang padaku,

         Di pekatnya kegelapan akhir bulan mei yang berhujan, dengan langkah-langkah rahasia, engkau berjalan, lenggang seperti malam, menghindar dari pandangan dan menahan pandangan. Hari ini pagi telah mengatupkan kedua matanya, tak mengacuhkan seruan angin timur yang nyaring mendesau. Jikalau engkau memang belum mau memberi jawaban, bila engkau tetap tak hendak berkata, serta memberi delta waktu yang cukup lama, akan kuisi hatiku dengan keheninganmu dan merengkuhnya dalam setiap munajatku. Temukan aku dalam istikharahmu, dan ‘kan kucari engkau dalam istikharahku. Namun bila kita tidak saling bertemu, percayalah bahwa apa-apa yang tertulis untukku adalah apa-apa yang terbaik untukmu, dan apa-apa yang tertulis untukmu adalah apa-apa yang terbaik untukku. Ingatkah engkau dengan janji Allah.

      Di sini, aku akan tetap istiqamah dan menunggu dalam hiruk pikuk perjuangan diri, seperti malam dengan bintang-bintangnya yang terus menatap dan menundukkan pandangan ke bumi dengan sabar. Pagi pasti datang, kegelapan malam akan berlalu; lengkingan takbirmu tetap akan mengalun bertaburan dalam gelombang-gelombang emas melintasi angkasa,. Aku bangga padamu, wahai calon mujahidahku. namn nyatanya hadirku tak lebih dari segerombolan abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah, namun percayalah meski demikian itu aku adalah khodijah yang akn selalu ta’at pada setiap titahmu.
              Wahai lelaki yang kuat hatinya, kelak saat kau telah siap memberiku satu kepastian datanglah meski senjha telah berganti malam karena sinar kebajikanmu menjadikan pekatnya malam bak mercusuar yang akn sll terang ditengah hiruk pikuknya malam.
           Wahai lelaki yang mulia htinya, saat ini ku titipkan kau pada sang pemilik sejati, pemilik cinta kita, kelak saat kau sudah siap akan kembali ku minta kau padaNya, namun tiba2 kerguan menyeruak diantar pergulatan hati yang belum ada ikhlas sepenuhnya yha aku takut bila saat ku minta kau sudah tak ada dtempat pertama kita bertemu kalaupun ada aku takut takut skali kau sudah bersama yang lain memberikan segenap rasa yang belum sempet kurasa darimu, lalu aku mesti bagaimna bila sudah begitu?
          Aku benr2 sudah tak sunggup meneruskan kata ini menjadi catatan diakhir bulan sebagai persembahan sebelum aku benr2 berlalu n kau merayakn kepergianku, tangisku pecah menjadi saksi perih atas cintaku sendiri yha cinta yg hanya bertepuk sebelah tangan n tak jua ada jawab. Cinta yang kunjung ku dapati jawab dari tanya yg bergemuruh diantara derunya angin yang tak lagi terarah, cinta yang menghancurkan segala asa kini hanya menjadi momok menakutkan, menjadikanku perempuan lemah atas cintamu meski tak pernah kau pinta begitu . .
Lalu lalu lalu aku harus menjadi apa ? aku harus bagaimana? Aku harus berbuat memberi kepastian yang ku mau?
Lelahkupun bergama n akhirnya aku memilih untuk disini, diakasia ini sendiri tanpa kau bahkan tak lagi kubutuhkn jawabmu . .  
Hanya bait2 kata ini yang mampu ku tulis sesaat sebelum aku benr2 berlalu, yha selmat merayakan kepergianku n semoga kau bahagia bersama wnita-wanita cantik penghiburmu itu, aku tau halit yang membuat kau tak kunjng mmbri jawab, karena kau takut tak menapat kasih sayang dari wanita lain hngga meraka kan berlalu. Sedang adaku hanya brgini n tak kkn bisa mmbrikan kepuasaan layaknya yg tlh kau daptkan dr mereka, yha karea jelek wajahku pula yangmeneyebabkan kau diam bak batu n kmbali berfikir panjang sblm memutuskan jawab untukku yha aku mmg terlalu memalukan untuk nerdiri disampingmu. Berlalulah karena takku butukan bahagia itu, aku paztikan aku bisa mendapatkan bahagia it driku meski hanya harus menjadi aktris yg pinter berakting didepan semua org . . . .
           “Menerawang hatiku kelangit luas mencari bahasa sempurna nan menawan Ingin kugapai mahligai bahagia diantara syair terindah yang pernah terangkai disudut hati yang terluka Ku tahu cinta tak selamanya kan bahagia Ingin merasa meski hanya sesaat belaka Tak perduli orang  akan berkata apa…”

                                           








         Terimakasihuntk semunya selama ini, makaih untuk jawab yg tak pernah kau beri, semoga kau bis maknai cintaku lewat kata yg berantakan ini, sejemput rindu ini mmg untukmu tapi ini adah rindu yang terlarang maka biarkan ku simpan sendiri.
Makasih juga untuk semua kebohongan2mu ynag kadang aku anggap sebuah kebenaran bahkan kadang kebohonganmu ku anggap bukanlah sebuah kebohongan tapi sebuah kesalahn   meski hanya untuk mmbuat ahatiku tenang karena kau takpernah sudi menjelasakan, bagimu semau sikp n tuntutanku tak lebih pntg dari apa yang kau yakin benr, tapi pernahkan kau berfikir wahai lelakiku, bahwa perihku tak tertahan n apa yang ku ucpkn adalh benr tapi mengapa kau hanya tersenyum dan kemudian berlalu begitu sjha. Sejenak coba baca kataku ini dg hati nuranimu n percayalah bahwa in adalah suara hati yg tak pernah kau percyaa. Yha aku mmg begitu memujamu n sll mncoba memebelamu kala mereka menertawaknmu tapi tapi, aku benar2 tak kuat menahan air mata ini. bacalah kata ini n anggap bahwa aku sdg duduk dihadapanmu lalu berucap  n memintamu menegarkanku smbil menangis bak anakkecil ng merengek manja pada ibunya kala meminta sesuatu tapi enggan di beri ymeski ku rag kau akn bnr2  mendengarkan aku berucap karena biasanya kamu akan berucap “fa’iq, aku mouakgh dg tangisan gombalmu tak bisakah kamu diam n kemudian mendengarkanku n menegrti posisiku?”
Setalah ini kau bolh beranggapn apa sjha padaku karena adalh hakmu semaunya.

 Mei, 12-08-12.
t

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment