Nama itu yang tak jua lepas dalam ingat hingga detik ini. mencari penggantimu mungkin sangat mudah namun mencari pribadi spt mu yang tak mungkin kudapatkan. sesal hanaya tinggal sesal, mengapa dulu kau hadir disaat sibuk menjadi temn ku hingga tak bnyak waktu yang bisa ku bag dengan mu.
Saat ini semua orang sedang mengira bahwa aku sedang jatuh cinta pada seorang, nyata tidak aku masih saja dengan pendirian ku menunggu hujan datang dan kembali menyatuan kita kala waktu itu. mereka mengira bahwa seluruh status yg ku buat di Fb ku adalah untuk seseorg yg telh berhasil mmbuatku jatuh cinta, nyata juga bukan. itu semua untu engkau ya hanya untuk engkau lelakiku.
Meski tak jua tau sampai kapan aku akan mmpu bangkit tapi setidaknya mendengar kabarmu baik2 saja terdengar lebih baik.
sebentar lagi aku wisuda, bukankah dulu kau berjanji untuk datang menemaniku, membawa bunga mawar putih kesukaanku sembari bertemu orang tua ku. Tapi, kini berbalik kau telah berteman sibuk hingga status yg ku baca kemaren kau sedang berada di kota lombok, namun foto yg kau unggah mmapu membuatku sedikit lega dan rindu ku berkurang kau tau itu kan? ya aku merinduimu, rindu yang hanya tertuju untuk mu dan belum pernah ku rindui orang lain selainmu selama ini, ya spt itulh aku yang takkan mudah rindu apalgi jatuh cinta pada orang, kau masih ingt itu bukan??
Mr.R ku . .
siluet
Dan hanya hening yang menyapa dari setiap sudut imaji ku
Angin pun tertawa tatkala senyap memeluk ku
Lama aku menanti hadirnya semburat jingga yang terpancar di ambang sore….
Yang dahulu pernah menerobos masuk ke dalam relung hati ku dan bersemayam kekal di jiwa ku
namun sore ini mendung menghias mu
Menenggelamkan aura keindahan mu…
Siluetmu yang dulu memukau hati kini padam hilang tertutup mendung Hati ku gundah dan akal pun sirna…
Kemana lagi akan ku cari siluet cinta yang selama ini selalu meneduhkan hati tatkala mendung selalu menghias di setiap sore ku…???
Akankah hadirnya pagi memberi ku harapan…
Dengan menghadirkan semburat jingga seperti yang dulu di berikan senja pada ku
Sehingga melepaskan aku dari siluet-siluet cinta masa lalu ku ,
Menyiksa ku dengan bayang-bayang wajahmu
Kantuk pun tak berdaya melelapkan ku
Aku semakin terhanyut dalam tarian-tarian kecil imaji ku
ku coba berpaling menatap jendela
Namun yang ku lihat hanya bayang mu jua
Aku lelah….,aku jengah….
Tak terasa waktu tlah menunjuk pukul tiga..
Dua jam kembali berlalu…
Terdengar alunan adzan subuh
Ku bangkit sholat dua roka’at
Dengan rasa khusuk dan khidmat
Akhirnya kantuk menaklukan ku
Aku terpejam hingga terlelap
Di atas sejadah setelah sholat
Aku tersenyum dalam tidur ku
Terbebas dari khayal tentang diri mu
Namun ku tak kuasa membohongi perasaan cinta ku ini
Ternyata dirimu hadir di dalam mimpi……
Hilang dalam bias sinar senja ke jinggaan
Cinta dan asmara yang dulu bersemi indah bagai cahaya purnama terpantul di atas telaga
Kini memudar hilang menguap bagai kabut terkikis oleh mentari
Aku lelah . . . .
Lelah oleh keangkuhan dirimu
tatkala ku sadari cintaku yang dulu berpaling dan menjauh pergi
Apakah ini arti sebuah kesetiaan….???
Mana kala tangannya menamparku dengan derita ketiadaan
Dan meninggalkan ku sendiri menangis dalam kebimbangan?
Akankah ku dapatkan lagi sang penyejuk hati??
Yang membantu ku mencari arti cinta yang haqiqi,
Atau kah kembali aku rasakan
Pedihnya cinta ku yang sepenggal jalan
”Gerimis diakhir bulan MEI”
Tak tergerai resah berkelanjutan,
jikalau perasaan tanpa dasar pemikiran.
Tak tercerai gundah berkesinambungan,
jikalau pemikiran tanpa cahaya Tuhan.”
Di pekatnya kegelapan akhir bulan mei yang berhujan, dengan langkah-langkah rahasia, engkau berjalan, lenggang seperti malam, menghindar dari pandangan dan menahan pandangan. Hari ini pagi telah mengatupkan kedua matanya, tak mengacuhkan seruan angin timur yang nyaring mendesau. Jikalau engkau memang belum mau memberi jawaban, bila engkau tetap tak hendak berkata, serta memberi delta waktu yang cukup lama, akan kuisi hatiku dengan keheninganmu dan merengkuhnya dalam setiap munajatku. Temukan aku dalam istikharahmu, dan ‘kan kucari engkau dalam istikharahku. Namun bila kita tidak saling bertemu, percayalah bahwa apa-apa yang tertulis untukku adalah apa-apa yang terbaik untukmu, dan apa-apa yang tertulis untukmu adalah apa-apa yang terbaik untukku. Ingatkah engkau dengan janji Allah.
Di sini, aku akan tetap istiqamah dan menunggu dalam hiruk pikuk perjuangan diri, seperti malam dengan bintang-bintangnya yang terus menatap dan menundukkan pandangan ke bumi dengan sabar. Pagi pasti datang, kegelapan malam akan berlalu; lengkingan takbirmu tetap akan mengalun bertaburan dalam gelombang-gelombang emas melintasi angkasa,. Aku bangga padamu, wahai calon mujahidahku. namn nyatanya hadirku tak lebih dari segerombolan abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah, namun percayalah meski demikian itu aku adalah khodijah yang akn selalu ta’at pada setiap titahmu.
“Menerawang hatiku kelangit luas mencari bahasa sempurna nan menawan Ingin kugapai mahligai bahagia diantara syair terindah yang pernah terangkai disudut hati yang terluka Ku tahu cinta tak selamanya kan bahagia Ingin merasa meski hanya sesaat belaka Tak perduli orang akan berkata apa…”
Sabtu malam,
Hari ini semua menjadi satu dalam bingkai yang tak pernah usai untuk kembali menjadi perbincangan yang tak berarah, namun paling tidak ada satu makna yang tersematkan bahwa semua memang harus terlalui karena inilah jalannya. lalu mengapa harus berpaling jika semua bisa qt jadikan pelajaran yang tak ternilai.
bukan untuk ku saja tapi utuk semua yang tercipta meski tak akan semudah ini. namun, paling tidak biarkan semuanya mejadi bagian dalam perjalann panjang ini, ya untuk semua yang tercipta perlahan namun membuat pekat malam ini kembali menemukan ruhnya dan kembali bercerita mengapa semua terlihat begitu suram saat ini.
Aku benar-benar tak ingin semua ini berlalu, hingga lagi-lagi semua ini benar2 rampung. aku ingn semua usai dan senyum itu mampu ku lihat dengan pasti. ya senyum kedua orang tua dan keluarga besar yang memang mengharapkan semua usai.
Maka, doaku malam ini, jangan usai sebelum semua ini rampug tuhan. izinkan aku mempersembahkan semua ini pada mereka yang berada di ibu kota sana. dan membayar rindu ini dengan sejemput senyum damai mereka.
Telang, Bangkalan 20-12-14
Mimipi itu,
Entah apa sebenarnya makna dari mimpi-mimpi itu, kenapa sudah 3 malam
berturut-turut hadir dengan kebahagiaan yang terpancar jelas dari wajah
damaimu, mungkinkah engkau tau bahwa rindu itu tercipta??? ya apapaun
itu namanya, jaga diri baik2 disana dan sukses untuk seluruh
aktifitasnya.
ya, aku merindukanmu maz rasul, kenapa engkau datang dalam mimpiku? padahal jauh dari itu semua, aku ingin benar2 menutup rapat semua tentangmu hingga aku benar-benar mampu move on namun ternyata tak semudah itu.
maz, dimanapun, apapun yang sedang engkau kerjakan dan dengan siapapun kamu saat ini, doa terbaikku teriring untukmu, semoga dalam lindungan Allah selallu.
Miss you so much Maz Rasul
Telang, Bangkalan 19-12-14
Dan Aku,
maka,
Biarkan saja semua berkta apapun tentangmu namun biarkan jua diriku dengan perasaan ini, meski aku tau akhir dari ini semua adalah rasa sakit . .
Senja kemaren itu . .
Semua semakin mencarimu dalam tiadanya, sebab engkau pemilik seluruh kebahgiaan ini. meski tak benar-benar tau dimana semua tercipta dan untuk apa tapi siluet senja kemaren sore itu telah cukup menghantarkan malam pada praduannya. ini mungkin terkesan tak ada tapi bukankah malam telah mengabarkannya, lalu kemana muara angin itu??
kembalilah meski hanya sesaat, sebelum semuanya benar-benar berlalu bersama senja esok hari. karena aku masih setia dengan sejuta janji yang dulu pernah terikrar bersama, masihkah kau ingat itu Mr.R ku???
ya, aku masih disini dengan cinta dan kasih sayang yang tak jua pudar meski masa itu telah berlalu begitu lama.
Maz Rasul ku, baik-baiklah disana, sukses untuk seluruh aktifitas dan impian-impiannya. meski tak lagi ada ruang untuk kembali bersama, namun setidaknya doa ini teriring dalam untaian langkahmu.
Iluph MazRasulku.